DownloadCitation | PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS | Strengthening moderate Islam in the Archipelago is necessary today. Tug of war between
SENGKANG - Berdiri sejak 1930, Pondok Pesantren Asadiyah Sengkang menjadi ponpes tertua di Sulawesi Selatan. Hingga hari ini, As'adiyah tetap eksis dan terus mencetak ratusan ribu santri yang tersebar di berbagai pelosok dunia. Ulama-ulama beken seperti imam Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, atau yang lebih tua dari itu seperti pendiri Pesantren DDI Mangkoso, KH Abdurrahman Ambo Dalle, pendiri Ponpes Yayasan perguruan Islam Beowe Yasrib Soppeng, KH Daud Ismail, pendiri Ponpes Nurul Azhar Talawe Sidrap, KH Fathuddin Sukkara adalah alumni As'adiyah. Boleh dikata, As'adiyah adalah gudang para ulama. Itu pulalah yang membuat Kota Sengkang, dikenal sebagai Kota Santri. Dua tahun sebelum didirikan, tepatnya 1928, KH Muhammad As'ad atau yang dikenal Gurutta Puang Haji Sade yang tinggal di Mekkah, Arab Saudi pulang ke tanah leluhurnya di tanah Bugis di Sengkang, Kabupaten Wajo. "Beliau adalah seorang ulama di Mekkah, banyak jemaah haji pada saat itu meminta kepada Gurutta untuk kembali. Apalagi saat itu, banyak kemungkaran yang terjadi di Wajo," kata Wakil Ketua Umum PP As’adiyah, KH Muhyiddin Tahir. Mulanya, Puang Haji Sade cuma membuat halaqah rutin di kediamannya di sebelah barat Masjid Jami' yang menjadi cikal bakal Ponpes As'adiyah. Dua tahun berselang, halaqah rutin itu pun dilakukan di Masjid Jami', dan dibentuklah satuan pendidikan dengan nama Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI, yang kelak dikenal sebagai Ponpes As'adiyah. Hingga saat ini, Masjid Jami masih menjadi tempat pendidikan. Untuk mengenang jasa-jasa Gurutta, nama ruas jalan itu diabadikan dengan namanya, Jl KH Muhammad As'ad. Sepeninggal Gurutta Puang Haji Sade pada 1952, salah satu muridnya, yakni KH Daud Ismail diamanahkan untuk mengembang kepemimpinan di As'adiyah. "Saat itu Anregurutta Haji Daud Ismail adalah seorang pegawai negeri di Bone, karena panggilan wasiat Gurutta, beliau meninggalkan status pegawai negerinya dan kembali ke Sengkang," kata Muhyiddin Tahir. Hingga saat ini, sudah ada 8 orang yang memimpin Pondok Pesantren yang berjarak sekitar 200 km dari Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah AGH Daud Ismail yang memimpin selama 9 tahun 1952-1961, kemudian dilanjutkan lagi oleh salah satu murid Gurutta Puang Haji Sade, yakni AGH Muhammad Yunus Martan selama kurang lebih 27 tahun 1961-1988. AGH Hamzah Badwi adalah pimpinan Ponpes As'adiyah dengan masa jabatan paling sebentar, yakni cuma 8 bulan 1988. Lalu digantikan oleh AGH Abdul Malik selama 12 tahun 1988-2000, lalu AG Prof Dr H Abdul Rahman Musa selama 2 tahun 2000-2002, dan AG Prof Dr H M Rafii Yunus Martan selama 16 tahun 2002-2018. Asizah, Sitti Nur (2022) Kontribusi Ulama Perempuan dalam Pengembangan Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Kab. Wajo. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Aslina, Nur (2022) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mengunjungi Kabupaten Wajo, Jum'at (3/11/2023). Kunjungannya kali ini untuk melakukan penanaman bibit pisang, nanas dan cabai di Kawasan Kampus III Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng.
Menyiarkan rangkaian solat jumat secara live di Masjid Raya, Sengkang, bila waktu solat tiba RSA mengalunkan sholawat tahrim yang populer itu, dan tak lupa menyiarkan secara langsung pengajian kitab kuning yang dipimpin oleh kyai/ulama As’adiyah di masjid Raya Sengkang usai solat magrib. Ini semua melambangkan bahwa RSA adalah radio khas
Pimpinan Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang dari masa ke masa. KH Muhammad As'ad, atau yang lebih dikenal Gurutta Puang Haji Sade, wafat lada Senin 12 Rabiul Akhir 1372 H atau 29 Desember 1952. 2.
Barru dan Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang Kab. Wajo. Adapun yang bertugas di Pondok Pesantren DDI Mangkoso adalah Syekh Taha Nasser Mohamed Sobih dan Hassan Said Abdel Hamid Ahmed yang akan bertugas di Pondok Pesantren As’adiyah. Para Mab’uts Al-Azhar tersebut tiba di Indonesia pada tanggal 30 Januari 2022. Setelah Media Center As’adiyah – MAS As’adiyah Putra Macanang menambah momen berharganya dengan meriahnya pembukaan Porseni yang begitu dinantikan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2023. Acara ini tidak hanya sekadar sebuah kegiatan, tetapi juga perayaan semangat, keterampilan, dan karakter yang dimiliki oleh setiap santri. Pembukaan porseni ini disulap menjadi panggung spektakuler Semuamahasantri di Ma'had ini dibebaskan dari segala bentuk biaya pendidikan. Pesantren As'adiyah Sengkang dan pandangan keagamaan ulama, peran DDI Mangkoso, Barru. ulama dalam dinamika sosial, dan Namun demikian, belum pola hubungan ulama dan ditemukan adanya penelitian yang masyarakat (Ahmad, 2009).
Ada tiga pesantren di Sulawesi Selatan yang menjadi objek penelitian terkait wacana pesantren dan upaya deradikalisasi agama yakni; Pesantren As’adiyah Sengkang, Pesantren Darul Istiqamah Maccopa, dan Pesantren Modern Tarbiyah Takalar.
FjV4YNB.
  • 4s20krorqp.pages.dev/431
  • 4s20krorqp.pages.dev/661
  • 4s20krorqp.pages.dev/84
  • 4s20krorqp.pages.dev/770
  • 4s20krorqp.pages.dev/311
  • 4s20krorqp.pages.dev/905
  • 4s20krorqp.pages.dev/780
  • 4s20krorqp.pages.dev/45
  • 4s20krorqp.pages.dev/817
  • 4s20krorqp.pages.dev/993
  • 4s20krorqp.pages.dev/634
  • 4s20krorqp.pages.dev/788
  • 4s20krorqp.pages.dev/713
  • 4s20krorqp.pages.dev/68
  • 4s20krorqp.pages.dev/189
  • biaya pesantren as adiyah sengkang